TERPILIHNYA Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat ke-44, merupakan babak baru dalam sejarah AS dan bahkan dunia. Wajar jika polling yang dilakukan kantor berita Associated Press yang diadakan di seluruh dunia, memilih pemilihan umum AS sebagai berita paling menarik sepanjang 2008.
Tak hanya karena Obama merupakan presiden pertama berkulit hitam, namun juga kebijakan luar negerinya yang dikenal lebih kooperatif ketimbang presiden AS George W Bush. Obama dianggap sosok yang mampu membawa angin perubahan di seluruh dunia.
Isu seputar statusnya sebagai pemeluk Islam, sempat menyebar dan menjadi bahan kampanye hitam lawan politik dari Republik untuk menjegal menuju kursi presiden. Wajar, pasalnya nama "Hussein" menghimpit di antara Barack dan Obama.
Berkaitan dengan nama tengah Hussein itu, Obama menunjukkan konsistensinya dengan mengatakan akan menggunakan nama penuh saat dilantik sebagai presiden AS di Gedung Putih Januari mendatang.
Hussein merupakan nama warisan dari sang ayah (Barack Hussein Obama senior), warga negara Kenya yang menikah dengan wanita kulit putih asal Kansas AS, Ann Dunham. Ayahnya merupakan penganut Islam yang taat. Keduanya merupakan mahasiswa di East-West Center di Universitas Hawaii Manoa. Namun orang tua Obama bercerai saat dia menginjak usia dua tahun. Setelah bercerai, Dunham menikah dengan orang Indonesia bernama Lolo Soetoro dan pindah ke Indonesia saat Obama menginjak usia enam tahun. Pernikahan ibunya dengan Soetoro pun tak bertahan lama. Kemudian pria kelahiran Hawaii 4 Agustus 1961 ini meninggalkan Jakarta empat tahun kemudian dan tinggal bersama kakek dan neneknya di Hawaii.
Jalan menuju orang nomor 1 di AS, dimulai sejak 10 Februari 2007 di mana Obama mengumumkan secara resmi sebagai salah satu calon. Selanjutnya dia bersaing kuat dengan mantan ibu negara Hillary di konvensi Partai Demokrat.
Masa-masa terberat pertarungan terjadi sepanjang April, Mei, dan Juni 2008, Obama memenangkan pemilihan pendahuluan North Carolina, Oregon, Montana, dan memperoleh jumlah suara delegasi yang besar, sementara Hillary memenangkan pemilihan pendahuluan Pennsylvania, Indiana, West Virginia, Kentucky, Puerto Rico, dan South Dakota.
Pada 3 Juni, Obama berhasil memenuhi jumlah minimal delegasi sebagai syarat pencalonannya sebagai presiden dari Demokrat. Langkahnya semakin mulus setelah tiga hari kemudian Hillary mengaku kalah, kemudian pada konvensi terakhir di Denver Colorado 23 Agustus, dia berpidato berjanji akan mendukung Obama maju sebagai presiden.
Pada 23 Agustus, Obama resmi memilih Joe Bidden sebagai wakilnya, sekaligus memupuskan harapan banyak kalangan bahwa dia akan bersaing dengan Hillary melawan John McCain.
Berbagai dinamika muncul selama masa kampanye. Isu rasial pun mengemuka, namun tak menyurutkan minat orang untuk mendukungnya. Menjelang pemilihan berbagai polling nasional juga menguntungkan posisinya. Ini tak lepas dari kebijakan saat debat dengan McCain soal perang Irak, Afghanistan, nuklir Iran, termasuk solusi krisis ekonomi. Akhirnya malam 4 November 2008, Obama terpilih sebagai presiden AS baru. Sebagaimana tradisi pelantikan presiden AS, Obama akan disumpah sebagai presiden AS ke-44 pada 20 Januari 2009.
Kini, torehan cita-cita di buku kenangan saat bersekolah di SDN Besuki itu, tercapai sudah. Malam 4 November lalu menjadi kenyataan yang tak akan dilupakan, setelah Electoral College memberikan suara mayoritas untuknya dengan 365 suara electoral dan lawannya dari Partai Republik John McCain mendapat 173 suara.
Dalam sistem pemilihan AS, popular vote atau pemilihan langsung oleh masyarakat yang memiliki hak suara, tidak serta merta mengantarkan peraih suara terbanyak melenggang ke Gedung Putih.
Namun semuanya ditentukan melalui pemilihan electoral yang merupakan perwakilan dari 50 negara bagian ditambah distrik Colombia yang jumlah pemilihnya disesuaikan dengan perwakilan di Kongres atau berdasarkan jumlah populasi. Namun pada umumnya, pemenang di popular vote, juga menang di electoral vote. Obama sendiri meraih hampir 67 juta suara di popular vote mengungguli McCain.
Sumber : http://international.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/23/18/176424/obama-presiden-paling-menarik
0 komentar:
Posting Komentar