Sabtu, 10 Juli 2010

Cegah Kematian Akibat Pneumokokus!



BANYAKAN
orang awam masih kurang ‘ngeh’ soal penyakit ini. IPD namanya. Menurut WHO, ia penyebab kematian 1 juta balita per tahun. Adakah cara mencegahnya?

Sekelompok Penyakit Ganas

IPD (Invasive Pneumoccal Disease) adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae), sehingga tak heran jika IPD juga disebut sebagai penyakit pneumokokus.

Sebenarnya, bakteri pneumokokus itu hidup secara alami di saluran hidung dan tenggorokan manusia. Tapi, bakteri tersebut bisa ‘mengganas’ bila masuk ke dalam tubuh – utamanya saat daya tahan tubuh melemah.

Bila masuk ke saluran sinus, bisa menyebabkan sinusitis atau radang pada telinga. Tapi, yang paling berbahaya adalah bila bakteri pneumokokus masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penyakit yang sifatnya invasif (merusak).

Nah, bakteri pneumokokus yang invasif inilah penyebab penyakit IPD, yakni radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakterimia) dan sepsis (kelanjutan infeksi darah yang mengakibatkan syok dan kegagalan fungsi organ tubuh. Penyakit ini tergolong fatal dan bisa mengakibatkan kematian.

Faktor Risiko

IPD dapat menyerang siapa saja dan dimana saja. Apalagi, bakteri pneumokokus secara mudah bisa berpindah melalui udara, misalnya saja, melalui percikan ludah saat batuk, bersin, atau berbicara.

Akan tetapi, anak-anak di bawah usia 2 tahun lah yang sangat rentan terhadap penyakit ini, pasalnya daya tahan tubuh mereka belum sempurna.

Dan, sebagian bayi atau balita akan berisiko lebih tinggi terserang IPD berat, bila:
1. Usia bayi kurang dari 24 bulan.
2. Memiliki penyakit kronik atau imunitas rendah, asma, kelainan jantung, mendapat obat antikanker, misalnya.
3. Terpapar asap rokok.
4. Tidak mendapat ASI.

Kenali Gejala IPD!

Tentu Moms tidak boleh lengah begitu saja dengan IPD ini. Nah, berikut ini gejala IPD yang patut Moms waspadai, yaitu:

* Radang Paru
Pada bayi, biasanya, dia rewel dan nafsu makan menurun. Tubuhnya demam tinggi, nyeri dada saat bernapas, batuk berdahak, denyut nadi cepat, lemas, dan sesak napas. Kadang disertai mual, muntah dan nyeri kepala.

* Radang Selaput Otak
Muncul demam tinggi, kejang, gelisah, lesu, muntah, nyeri kepala, gangguan kesadaran, hingga koma.

* Infeksi Darah
Gejalanya sangat bervariasi, seperti menggigil, panas, rewel, kemerahan pada kulit, kulit terasa panas atau terbakar.

* Sepsis
Kulit menjadi dingin dan lembab, napas cepat, denyut nadi lemah, tekanan darah turun, dan kecepatan denyut jantung tidak normal.

Hati-hati Menyerang Otak

Dari antara gejala IPD itu, ternyata, Streptococcus pneumoniae yang menyerang otak dikenal paling fatal. Pada kasus meningitis inilah, kematian sering menimpa 17 persen penderita dalam jangka waktu 48 jam setelah terserang.

Kalaupun meningitis tersebut dinyatakan sembuh, biasanya akan meninggalkan kecacatan permanen, umpamanya, gangguan pendengaran dan syaraf, gangguan motorik, kejang tanpa demam, keterbelakangan mental, dan kelumpuhan. Aduh, sungguh mengerikan!

Cegah dengan Imunisasi IPD

Pada dasarnya, bakteri Streptococcus pneumoniae ini bisa dimatikan dengan antibiotik, seperti penisilin. Sayangnya, saat ini, bakteri ini kebal terhadap antibiotik, penisilin – erythromycin misalnya - hingga pengobatan agak sulit. Itulah sebabnya, bila menyerang bayi, penyakit ini sering berujung pada kematian atau cacat permanen.

Jadi, hal terbaik yang bisa dilakukan orangtua adalah mencegah terjadinya IPD dengan memberikan vaksin IPD.

Jadwal Vaksin IPD

Berdasarkan rekomendasi IDAI tahun 2006, berikut jadwalnya:

- Bayi usia <6>booster pada usia 12-15 bulan.

- Bayi usia 9-12 bulan: Diberikan 3 kali, yakni 2 kali suntikan dasar (dengan tenggang waktu selang 4 minggu antarsuntikan) dan 1 kali ulangan pada usia 12-15 bulan.

- Anak usia 1-2 tahun: Diberikan 2 kali suntikan dasar (dengan tenggang 2 bulan dan tanpa suntikan ulangan).

- Anak usia >2 tahun: Diberikan 1 kali suntikan dasar tanpa ulangan/booster.
Sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2010/07/09/27/351335/cegah-kematian-akibat-pneumokokus


Related Articles



0 komentar:

Posting Komentar

Headline Animation

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites