Rabu, 07 Juli 2010

Korsel Desak ARF Kecam Korut

Image : ist.

SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) kemarin menyatakan akan meminta forum keamanan terbesar se-Asia untuk mengecam Korea Utara (Korut).Kecaman tersebut berkaitan dengan tenggelamnya kapal Cheonan.

Forum Regional ASEAN (ARF) yang beranggotakan 27 negara bakal menggelar pertemuan tahunan di Hanoi pada 23 Juli mendatang. Menurut pejabat Korsel seperti yang dikutip kantor berita Yonhapbahwa Seoul akan mendesak ARF untuk mengadopsi kecaman keras terhadap serangan torpedo Korut yang menenggelamkan kapal dan menewaskan 46 pelaut pada Maret silam. Mereka menyatakan, pernyataan kecaman itu mendapatkan dukungan dari Vietnam.

Menurut pejabat yang tak disebutkan namanya, dukungan Vietnam dinyatakan setelah perundingan kerja sama ekonomi di Seoul, Jumat (2/7/2010) lalu. Dalam ARF Menteri Luar Negeri Korut Pak Ui-chun diperkirakan akan menghadiri forum tahunan tersebut. Ini berarti bahwa ARF dapat menjadi debat tatap muka antara kedua Korea sejak tragedi Cheonan terjadi.

“Forum Keamanan ASEAN merupakan tempat di mana negaranegara di wilayah mendiskusikan isu-isu keamanan. Tenggelamnya kapal Korsel seharusnya tak diragukan lagi untuk dibicarakan saat itu,” ujar pejabat yang tak disebutkan namanya.

Namun, semuanya tergantung bagaimana forum tersebut mengelola kasus tersebut yakni seperti apa kasus itu tersebut akan didiskusikan. Hanya, Menlu Korut bisa jadi tidak hadir dalam forum tersebut hingga ada konfirmasi pada menitmenit terakhir.

Apalagi, Korut memiliki mitra sejati di ARF yakni Myanmar dan Laos. Dalam ARF yang akan digelar pada 23 Juli mendatang, diperkirakan krisis Semenanjung Korea akan mendominasi dialog, selain masalah pemilu di Myanmar yang akan digelar Oktober mendatang. Korsel terus berusaha mendapatkan dukungan untuk mengecam Korut atas aksinya menembakkan torpedo ke arah kapal Cheonan pada Maret silam.

Tudingan itu telah dibantah Pyongyang yang mengancam melakukan serangan militer jika terus ditekan. Sementara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB) dan Korsel sedang mempelajari beberapa proposal bagaimana menghukum Korut. China sendiri telah menyerahkan draf untuk pernyataan besar PBB itu.

Menurut pejabat yang tak disebutkan namanya,prospek kompromi awal sepertinya tidak baik. “Ada berbagai proposal.Semuanya dapat dikombinasikan dan bisa dipisahkan,” ujar pejabat itu. Sayangnya Kementerian Luar Negeri Korsel enggan mengomentari. Sebelumnya Korsel yakin bahwa DK PBB bakal mengadopsi sebuah pernyataan yang telah disepakati anggota G8 termasuk Rusia pada KTT beberapa waktu lalu.

Ketegangan di semenanjung Korea pun semakin parah ketika Korsel bakal meningkatkan anggaran militernya sekitar 31,6 triliun won atau USD25,9 miliar pada 2011 atau meningkat sebesar tujuh persen dibandingkan tahun ini. Kedua Korea juga telah saling ancam. Selama beberapa tahun terakhir Korsel telah memodernisasi militernya yang berkekuatan 670 ribu prajurit.

Itu dilakukan untuk mencegah serangan Korut yang didukung 1,2 juta tentara.Kedua Korea secara teknik masih dalam keadaan perang karena keduanya tak pernah menandatangani perjanjian perdamaian untuk mengakhir perang sipil pada 1950–1953. Sekitar 28.500 tentara AS berada di Kosel untuk mendukung kekuatan militer Seoul. (AFP/Rtr/ andika hm/koran si)
(//rhs)


Related Articles



0 komentar:

Posting Komentar

Headline Animation

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites