Rabu, 07 Juli 2010

Netanyahu Temui Obama


WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama kemarin bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih. Mereka akan membahas perundingan perdamaian dengan Palestina.

Perundingan kali ini diwarnai ketegangan antara AS dan Israel mengenai perbedaan pandangan terhadap perluasan permukiman Yahudi di Yerusalem timur. Mereka juga membahas beragam masalah, termasuk program nuklir Iran. Pertemuan berlangsung satu hari setelah Israel menyatakan akan mengizinkan lebih banyak barang konsumen memasuki Jalur Gaza.

Namun, Israel menyatakan barang-barang termasuk senjata dan bahan-bahan yang mungkin memiliki kegunaan militer akan dilarang atau dibatasi. Hamas, yang menguasai Gaza sejak 2007, menegaskan bahwa konsesi tersebut tidak berguna dan menyatakan blokade harus dicabut total. Israel menyatakan, blokade terhadap wilayah Palestina perlu untuk mencegah senjata sampai ke tangan Hamas.

Israel menghadapi tekanan internasional untuk mengendurkan blokade yang sudah berlangsung empat tahun terhadap Gaza. Langkah itu dilakukan Israel setelah sembilan orang aktivis Turki terbunuh dalam serangan pasukan Israel tanggal 31 Mei terhadap konvoi kapal laut yang mencoba menghantarkan bantuan ke wilayah Palestina. Pertemuan Obama dan Netanyahu sempat tertunda karena insiden penyerangan atas misi kemanusiaan Gaza, Freedom Flotilla.

Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kelima PM Israel ke Gedung Putih. “Saya percaya bahwa perbincangan dengan Presiden Obama di Washington akan fokus terhadap bagaimana memulai perundingan langsung antara Israel dan Palestina,” ujar Netanyahu pada pekan lalu. Kesibukan diplomasi Israel dilakukan juga dilakukan oleh Menteri Pertahanan Ehud Barak yang telah bertemu dengan PM Palestina Salam Fayyad pada Senin (5/7/2010).

Namun, perundingan tersebut memberikan sinyal bahwa proses perdamaian akan berlangsung stagnan. Gedung Putih juga menyatakan bahwa Obama dan Wakil Presiden Joe Biden bakal menggelar makan siang dengan pemimpin Israel. Namun, tidak ada pengumuman penting yang bakal diungkapkan. Utusan khusus Obama bagi Timur Tengah George Mitchell optimistis bahwa ada kemajuan penting dalam perundingan tersebut.

Sedangkan penasihat Gedung Putih Dan Shapiro mengungkapkan, fokus utama perundingan Obama dan Netanyahu berkisar pada kesempatan untuk membuat transisi secara langsung. “Kita merasa kesenjangan yang ada telah menyempit. Kita percaya bahwa kesempatan menyempitkan kesenjangan ini akan memudahkan kita untuk menuju langkah selanjutnya yakni perundingan,” papar Shapiro.

Sebenarnya Palestina telah membekukan perundingan pada Desember 2008 ketika Israel meluncurkan serangan mematikan selama 22 hari terhadap wilayah Gaza. Masuk dalam perundingan tersebut adalah masalah nuklir Iran dan Gaza.Israel telah memperlonggar blokade terhadap Gaza.Apalagi, serangan Israel pada 31 Mei ke kapal kemanusiaan Turki juga berbuntut panjang.

Turki memperingatkan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Philip Crowley menyatakan, Netanyahu akan memberikan laporan awal penyidikan Israel terhadap tragedi flotilla. Selain itu, kedua pemimpin itu juga akan mendiskusikan perkembangan terbaru di Gaza. Dari Yerusalem, kelompok propembangunan permukiman kemarin meminta agar Netanyahu menolak permintaan Washington untuk menghentikan proyek pengembangan kawasan di Yerusalem timur.

“Tak ada keraguan bahwa pembangunan di Judaea- Samaria (Tepi Barat) harus dilaksanakan sesegera mungkin,” ujar Menteri Olahraga dan Budaya Limor Livnat. Sedangkan menteri tanpa jabatan, Benny Begin, menentang penundaan pembangunan di permukiman Tepi Barat.“Tepi Barat merupakan jantung budaya Israel,” ujarnya. (AFP/Rtr/ BBC/andika hm/koran si)


Related Articles



0 komentar:

Posting Komentar

Headline Animation

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites